Anakmu Adalah Cerminmu
Cara mendidik anak usia dini
"Like father like son" atau "buah jatuh tak jauh dari pohonnya" merupakan pepatah yang seringkali kita dengar mengenai bagaimana seorang anak dapat memiliki sifat dan tingkah laku yang ibarat mirip orang tuanya.Suatu ketika saya pernah berinteraksi dengan seorang anak kecil, mungkin usianya sekitar 8 atau 9 tahun. Saya sedikit penasaran melihat sifat anak tersebut yang suka memerintah, mudah marah, mudah tersinggung dan mudah mengeluarkan caci maki terhadap orang lain. Saat beliau marah dengan verbal wajah yang sangat tidak mengenakkan beliau mudah sekali mengeluarkan kata-kata yang berangasan dan umpatan. Sampai suatu saat, saya tanya beliau "Di rumah kau sering dimarahai orang bau tanah kamu, ya?" dengan verbal muka yang datar pribadi beliau jawab"Iya!!"
Ternyata dampak perilaku orang bau tanah dalam kehidupan sehari-hari akan dapat membentuk sikap anak. Orang bau tanah yang suka membentak, memukul, memerintah dengan paksaan, atau memperlihatkan hukuman akan membentuk abjad yang sama pada anak. Jika beliau terbiasa diperlakukan ibarat itu beliau juga akan terbiasa melakukannya terhadap orang lain.
Selama masa perkembangan anak, dari gres lahir bahkan semenjak dari dalam kandungan orang bau tanah wajib mendidik anak dengan baik. Mendidik tidak selalu harus dalam bentuk pengajaran, kita juga harus mendidik anak dengan bentuk pencontohan. Kenapa demikian, sebab anak yaitu seorang peniru ulung.
Menurut psikologi pendidikan dalam masa perkembangan kepribadiannya anak membutuhkan tokoh identifikasi sebagai acuannya dalam membentuk perilaku, dalam hal ini orang bau tanah lah yang akan menjadi tokoh identifikasinya. Anak akan cenderung melaksanakan apa yang biasa dilakukan oleh orang tuanya sebagai suatu kebiasaannya juga. Jika orang bau tanah biasa melaksanakan hal baik, misalnya ibarat bersikap ramah atau berbicara sopan maka anak akan melaksanakan hal yang sama dan jikalau orang bau tanah terbiasa melaksanakan perbuatan yang buruk, misalnya berkata berangasan atau memukul maka anak akan terbiasa melakukannya dengan anggapan tidak ada yang salah dengan hal tersebut.
Mendidik anak dalam Islam
Setiap orang bau tanah menginginkan anaknya menjadi anak yang baik tapi tanpa disadari perilaku orang bau tanah malah mengakibatkan anaknya menjadi buruk. Sehigga yang perlu kita camkan yaitu jikalau kita ingin mengakibatkan anak kita baik maka jadikanlah diri kita baik.Dahulu Rasulullah pernah didatangi oleh seorang laki-laki yang memiliki lima orang anak, orang tersebut meminta pesan tersirat kepada Rasulullah perihal kelima anaknya yang pembangkang dan sangat susah diatur. Dengan bijak Rasulullah hanya memberi pesan tersirat singkat "Wahai orang bau tanah yang baik, mulai ketika ini ubahlah perilakumu satu persatu menjadi lebih baik dan pulanglah, InsyaAllah anakmu juga akan menjadi lebih baik."
Setiap orang bau tanah akan diminta pertanggung jawabannya di darul abadi kelak perihal bagaimana beliau mendidik dan mengarahkan anaknya. Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan, bergotong-royong jago ilmu mengatakan bahwa pada hari simpulan zaman nanti, Tuhan swt akan meminta pertanggungjawaban setiap orangtua perihal apa yang telah mereka lakukan terhadap anaknya. Orang bau tanah harus menanamkan nilai dan norma yang baik pada anak serta mewariskan perilaku positif yang sesuai kaidah-kaidah agama.
Tepatlah istilah anak yaitu cerminan orang tua, jikalau orang bau tanah buruk maka anak akan menampilkan pantulan buruk tersebut tapi jikalau orang bau tanah baik maka pantulan oke yang akan ditampilkan anak. Tapi pada dasarnya Tuhan juga yang menentukan, anak yaitu titipan, jadi kita wajib menjaga titipan tersebut dengan sebaik-baiknya dengan berusaha mendidiknya dengan baik dan selalu berdo'a biar anak kita menjadi anak yang baik pula.
Komentar
Posting Komentar